Assalamu'alaikum..
Semoga semua dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Alloh Subhanawata'ala ya, Amin.
Ok kita lanjutkan saja cerita "KISAH DARI SEGENGGAM TANAH SUCI"
Selamat membaca ya..
__________________________________________________________________
Kita tak akan tau apa yang akan terjadi besok, lusa, dan seterusnya. Bahkan detik yang akan kita laluipun kita tidak akan pernah bisa merabanya karna sudah menjadi rahasia misteri Ilahy, kita hanya dituntut untuk berusaha dengan hati yang ikhlas saat melewati setapak jalan kehidupan, ya pasti sulit tapi itulah yang mau gak mau harus kita jalankan.
Begitupun saat perpisahan sementara itu tiba terbersit dalam hati dan pikiran saya kalau saya juga bisa menyusul ibu saya ke tanah suci.
Impian itu memang sudah sejak lama saya impikan sejak idola saya datang menghampiri walau hanya dalam mimpi, dan dari sejak itu lah saya suka bersholawat mengagungkan beliau karna saking teramat rindunya saya kepada satu-satunya idola saya. siapakah beliau, ya beliau adalah Baginda Rosulullah shalallahu alaihi wassalam.
Sesampainya saya dirumah selepas mengantarkan ibu ke bandara, saya pun langsung mengecek trafik keberangkatan pesawat yang ibu saya gunakan, setiap saat saya cek sudah sampai mana, masih jauh atau sudah dekat pastinya dengan diiringi untaian do'a yang tak akan pernah lepas. Setelah 10 jam penantian akhirnya pesawatnya landding di Jeddah, saat itu saya belum mendapatkan kabar dari ibu saya karna beliau tidak membawa alat komunikasi apapun jadi saya menanyakan kabar lewat teman ibu saya yang membawa hp. saya tau ibu saya ingin fokus beribadah disana maka dari itu saya tidak sering-sering menanyakan bakar ibu saya walau hanya menanyakan keadaannya disana bagaimana, tetapi saya lebih sering menanyakan kabar kepada yang memiliki ibu saya, ya dialah Alloh yang maha kuasa.
Setelah beberapa hari akhirnya akupun menanyakan keadaan ibu saya kepada salah satu ust. yang satu rombongan dengan ibu saya karna saking rindunya hati ini yang tak bisa ditahan lagi. saat itu ust. tersebut hanya mengirimkan foto yang memperlihatkan ibu saya sedang sarapan pagi, ya walaupun hanya sekedar sebuah foto itu cukup mengobati kerinduan yang sedang melanda.
Dua hari sebelum kepulangan ibu saya, saya mencoba videocall walaupun saat itu masih berada di tempat kerja dan pada saat jam istirahat. "Assalamu'alaikum..Pak ust lagi bareng sama ibu gak?" tanya ku kepada ust. yang sekampung dengan ibu saya, "Tadi ada tapi sekarang lagi gak bareng, coba bentar ya di cari dulu" kata ust. tersebut. tak lama ust. tersebut memanggil ibu saya dan saya melihat ibu saya berlari menghampiri, MasyaAlloh ibu saya tu kakinya dibawa jalan suka kesakitan tapi saat disana seperti tidak merasakan sakit apapun bahkan bisa berlari. Akhirnya ibu saya menghampiri dengan air mata yang bercucuran membasahi pipinya begitupun dengan diriku yang juga ikut menangis, setelah beberapa menit berbincang-bincang melepas rindu ibu saya menyampaikan pesan yang harus dipenuhi, beliau berpesan agar saya ikut menjemput ibu dibandara saat pulang nanti, kenapa saya harus ikut karna saat keberangkatan saya bilang kalau kepulangannya sepertinya saya tidak ikut menjemput karana alasan pekerjaan, saat videocall posisi ibu saya baru selesai thawaf sunnah dan masih berdiri didepan ka'bah tapi setelah ibu saya meminta saya dengan bercucuran air mata, akhirnya saya pun harus memenuhi permintaan ibu saya.
Setelah videocall selesai ternyata tanpa saya sadari percakapan saya terdengar oleh atasan saya, dan tak berpikir panjang lagi saya pun langsung meminta izin tidak masuk kerja untuk menjemput kepulangan ibu saya, dan Alhamdulillah beliau mengizinkan saya untuk tidak masuk kerja sehari.
Sekian lama menunggu akhirnya hari yang dinanti-nanti tiba, saat pesawat ibu saya take off tepat di waktu sepertiga malam akupun bermunajat kepada Rabbku dengan linangan air mata meminta belaskasihan dariNya agar senantiasa DzatNya selalu melindungi ibu saya dimanapun berada terutama dalam perjalanan pulang ketanah air.
Paginya saya bersama keluarga menjemput ibu saya ke bandara, tepat jam 12.00 waktu Indonesia Barat pesawat yang ditumpangi ibu saya landing. sejam kemudian tak kunjung juga keluar ternyata masih mengantri mengurus diimigrasi, saking antusiasnya saya sampai punya keinginan pokoknya saya yang harus pertama kali memeluk dan mencium ibu saya, keluarga saya menunggu di pintu luar sedangkan saya menunggu di dalam tepat lurusan bilik kedatangan internasional. setelah -+2 jam menunggu satu persatu jama'ah keluar tapi saya belum melihat ibu, setelah beberapa menit akhirnya akupun melihat ibu saya sedang membawa troli tak pikir panjang lagi sayapun langsung berlari walaupun disitu ada garis yang gak boleh diterobos tapi saya lewat bawah ngolong ke pembatas itu menghampiri ibu saya memeluk dan mencium ibu saya dengan linangan air mata kerinduan.
Setelah semua berkumbul dan melepas rindu sejenak ada cerita menarik yang beliau ceritakan, ibu saya bercerita pada saat -+10 menit pesawat terbang mengudara pesawat tersebut mengalami guncangan hebat semua orang yang ada di pesawat tersebut berteriak menyebut-nyebut nama Alloh karena takut jatuh tapi setelah beberapa menit normal kembali, ya saya teringat rasa yang berbeda saat saya bermunajat di sepertiga malam yang bertepatan pesawatnya terbang dan saya berpikir firasat semalam tu itu. setelah 30 menit lamanya akhirnya saya bersama keluarga pulang kerumah.
Kita memang tidak bisa merubah takdir yang Alloh berikan kepada kita, tapi dengan Ar-RhamanNya Alloh kita bisa merayu-rayu dengan kekuatan do'a yang kita panjatkan, maka dari itu teruslah berdo'a dan jangan pernah putus asa dengan do'amu yang belum dikabulkanNya. Percayalah dan yakinlah dengan usaha dan kekuatan do'a bisa merubahnya sekalipun takdirmu sudah Alloh tulis di lauhul mahfuz.
BERSAMBUNG...
Alhamdulillah part 2 sudah selesai tunggu part kelanjutannya ya..dan terimakasih sudah mengunjungi blog saya dan mau membaca tulisan-tulisan didalamnya.
Wassalamu'alaikum..
Semoga semua dalam keadaan sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Alloh Subhanawata'ala ya, Amin.
Ok kita lanjutkan saja cerita "KISAH DARI SEGENGGAM TANAH SUCI"
Selamat membaca ya..
__________________________________________________________________
Kita tak akan tau apa yang akan terjadi besok, lusa, dan seterusnya. Bahkan detik yang akan kita laluipun kita tidak akan pernah bisa merabanya karna sudah menjadi rahasia misteri Ilahy, kita hanya dituntut untuk berusaha dengan hati yang ikhlas saat melewati setapak jalan kehidupan, ya pasti sulit tapi itulah yang mau gak mau harus kita jalankan.
Begitupun saat perpisahan sementara itu tiba terbersit dalam hati dan pikiran saya kalau saya juga bisa menyusul ibu saya ke tanah suci.
Impian itu memang sudah sejak lama saya impikan sejak idola saya datang menghampiri walau hanya dalam mimpi, dan dari sejak itu lah saya suka bersholawat mengagungkan beliau karna saking teramat rindunya saya kepada satu-satunya idola saya. siapakah beliau, ya beliau adalah Baginda Rosulullah shalallahu alaihi wassalam.
Sesampainya saya dirumah selepas mengantarkan ibu ke bandara, saya pun langsung mengecek trafik keberangkatan pesawat yang ibu saya gunakan, setiap saat saya cek sudah sampai mana, masih jauh atau sudah dekat pastinya dengan diiringi untaian do'a yang tak akan pernah lepas. Setelah 10 jam penantian akhirnya pesawatnya landding di Jeddah, saat itu saya belum mendapatkan kabar dari ibu saya karna beliau tidak membawa alat komunikasi apapun jadi saya menanyakan kabar lewat teman ibu saya yang membawa hp. saya tau ibu saya ingin fokus beribadah disana maka dari itu saya tidak sering-sering menanyakan bakar ibu saya walau hanya menanyakan keadaannya disana bagaimana, tetapi saya lebih sering menanyakan kabar kepada yang memiliki ibu saya, ya dialah Alloh yang maha kuasa.
Setelah beberapa hari akhirnya akupun menanyakan keadaan ibu saya kepada salah satu ust. yang satu rombongan dengan ibu saya karna saking rindunya hati ini yang tak bisa ditahan lagi. saat itu ust. tersebut hanya mengirimkan foto yang memperlihatkan ibu saya sedang sarapan pagi, ya walaupun hanya sekedar sebuah foto itu cukup mengobati kerinduan yang sedang melanda.
Dua hari sebelum kepulangan ibu saya, saya mencoba videocall walaupun saat itu masih berada di tempat kerja dan pada saat jam istirahat. "Assalamu'alaikum..Pak ust lagi bareng sama ibu gak?" tanya ku kepada ust. yang sekampung dengan ibu saya, "Tadi ada tapi sekarang lagi gak bareng, coba bentar ya di cari dulu" kata ust. tersebut. tak lama ust. tersebut memanggil ibu saya dan saya melihat ibu saya berlari menghampiri, MasyaAlloh ibu saya tu kakinya dibawa jalan suka kesakitan tapi saat disana seperti tidak merasakan sakit apapun bahkan bisa berlari. Akhirnya ibu saya menghampiri dengan air mata yang bercucuran membasahi pipinya begitupun dengan diriku yang juga ikut menangis, setelah beberapa menit berbincang-bincang melepas rindu ibu saya menyampaikan pesan yang harus dipenuhi, beliau berpesan agar saya ikut menjemput ibu dibandara saat pulang nanti, kenapa saya harus ikut karna saat keberangkatan saya bilang kalau kepulangannya sepertinya saya tidak ikut menjemput karana alasan pekerjaan, saat videocall posisi ibu saya baru selesai thawaf sunnah dan masih berdiri didepan ka'bah tapi setelah ibu saya meminta saya dengan bercucuran air mata, akhirnya saya pun harus memenuhi permintaan ibu saya.
Setelah videocall selesai ternyata tanpa saya sadari percakapan saya terdengar oleh atasan saya, dan tak berpikir panjang lagi saya pun langsung meminta izin tidak masuk kerja untuk menjemput kepulangan ibu saya, dan Alhamdulillah beliau mengizinkan saya untuk tidak masuk kerja sehari.
Sekian lama menunggu akhirnya hari yang dinanti-nanti tiba, saat pesawat ibu saya take off tepat di waktu sepertiga malam akupun bermunajat kepada Rabbku dengan linangan air mata meminta belaskasihan dariNya agar senantiasa DzatNya selalu melindungi ibu saya dimanapun berada terutama dalam perjalanan pulang ketanah air.
Paginya saya bersama keluarga menjemput ibu saya ke bandara, tepat jam 12.00 waktu Indonesia Barat pesawat yang ditumpangi ibu saya landing. sejam kemudian tak kunjung juga keluar ternyata masih mengantri mengurus diimigrasi, saking antusiasnya saya sampai punya keinginan pokoknya saya yang harus pertama kali memeluk dan mencium ibu saya, keluarga saya menunggu di pintu luar sedangkan saya menunggu di dalam tepat lurusan bilik kedatangan internasional. setelah -+2 jam menunggu satu persatu jama'ah keluar tapi saya belum melihat ibu, setelah beberapa menit akhirnya akupun melihat ibu saya sedang membawa troli tak pikir panjang lagi sayapun langsung berlari walaupun disitu ada garis yang gak boleh diterobos tapi saya lewat bawah ngolong ke pembatas itu menghampiri ibu saya memeluk dan mencium ibu saya dengan linangan air mata kerinduan.
Setelah semua berkumbul dan melepas rindu sejenak ada cerita menarik yang beliau ceritakan, ibu saya bercerita pada saat -+10 menit pesawat terbang mengudara pesawat tersebut mengalami guncangan hebat semua orang yang ada di pesawat tersebut berteriak menyebut-nyebut nama Alloh karena takut jatuh tapi setelah beberapa menit normal kembali, ya saya teringat rasa yang berbeda saat saya bermunajat di sepertiga malam yang bertepatan pesawatnya terbang dan saya berpikir firasat semalam tu itu. setelah 30 menit lamanya akhirnya saya bersama keluarga pulang kerumah.
Kita memang tidak bisa merubah takdir yang Alloh berikan kepada kita, tapi dengan Ar-RhamanNya Alloh kita bisa merayu-rayu dengan kekuatan do'a yang kita panjatkan, maka dari itu teruslah berdo'a dan jangan pernah putus asa dengan do'amu yang belum dikabulkanNya. Percayalah dan yakinlah dengan usaha dan kekuatan do'a bisa merubahnya sekalipun takdirmu sudah Alloh tulis di lauhul mahfuz.
BERSAMBUNG...
Alhamdulillah part 2 sudah selesai tunggu part kelanjutannya ya..dan terimakasih sudah mengunjungi blog saya dan mau membaca tulisan-tulisan didalamnya.
Wassalamu'alaikum..