Translate

loading...

KISAH DARI SEGENGGAM TANAH SUCI

Assalamu'alaikum..sahabat semua..
didalam catatan ini saya hanya ingin menuliskan sepenggal cerita dari salah satu pengalaman saya..

           Pada saat bulan Juli 2018 saya punya keinginan yang ntah akan tercapai atau tidak, tapi menjadi motivasi terbesar saya yaitu berangkat umroh dengan Ibu saya tercinta.
Ya semua orang pasti mendambakan hal yang sama berangkat ketanah suci dengan kedua orang tua. Detik, menit, jam, hari yang terus berjalan dan terlewati, sampailah tiba saatnya dimana saya berpikir "sepertinya tidak akan mungkin untuk sekarang bisa berangkat ketanah suci bareng ibu". karna ada berbagai hal yang memang tidak bisa di tinggalkan diantaranya : tidak ada yang membantu ayah saya padasaat berjualan di pasar dan menyiapkan kebutuhannya dirumah, tidak ada yang menjaga adik saya, dan yang point paling penting tidak ada yang mengurus rumah. kenapa? karna saya anak yang paling besar dirumah walau saya punya kaka tapi sudah tidak satu rumah alias sudah berkeluarga.
Ibu saya berangkat sendiri ya walaupun tidak sendirian karena berangkat dengan orang-orang yang masih sekampung. saat itu di jadwalkan berangkat tanggal 3 Januari 2019 setelah habis tahun baru.
          Tidak terasa waktupun semakin dekat, sampai akhirnya tibalah ibu saya berangkat ketanah suci untuk melaksanakan ibadah umroh.
Sedih, senang, dan berbagai rasa lainnya bercampur aduk menjadi satu karna harus ditinggalkan sesaat oleh orang tercinta selama 9 hari, waktu yang terlihat sebentar namun teramat lama bila dirasa.
           Sebelum Ibu saya melangkahkan kakinya keluar rumah dan berniat untuk perjalanan safar umroh saat itu ibu saya di azankan oleh adik iparnya, terdengar lantunan suara azan berkumandang ibu saya langsung menangis yang tak terbendung lagi, keluargapun ikut menangis, sampai tetangga yang mau mengantar ibu sayapun menangis semua. Setelah semua proses selesai saya bersama keluarga mengantarkan ibu ke bandara.
            Setibanya di bandara semua orang sudah berkumpul, ibu saya akan terbang dengan pesawat yang tanpa transit alias langsung turun di Jeddah jam 16.15 WIB. Kita sempatkan waktu yang ada dengan makan siang bersama walau harus duduk-duduk di lantai bandara, namun amat terasa nikmat dan indah kebersamaan saat itu. Lalu tibalah saatnya saya sengan ibu saya berpisah kita sekeluarga berpelukan sebagai tanda perpisahan sementara rindu yang akan segera datang dan selalu menghampiri setiap saat, setelah perpisahan dengan keluarga ibupun langsung berkumpul dengan rombongan dan langsung menuju ke tempat keberangkatan.
             Mata tak kuasa menahan butiran-butiran air yang menetes dan tak terbendung lagi. perpisahan dihujung cahaya tersilap beribu kata yang tak bisa terungkapkan walau hanya untuk menguraikan rasa yang tertutup bisunya kata, rindu akan selalu menyapa diatas perpisahan sementara, perpisahan untuk mencari Cinta dan Ridho dari Sang Maha Kuasa.

BERSAMBUNG...

Terimakasih yang sudah berkunjung ke blog saya dan mau membaca postingan didalamnya..Semoga bermanfaat dan tunggu ya kelanjutan cerita "KISAH DARI SEGENGGAM TANAH SUCI".

Wassalamu'alaikum..

Postingan

TUGAS AKHIR PART 14 (Spesifikasi Sistem Komputer)

4.6.             Spesifikasi Sistem Komputer 4.6.1.       Umum      Menjalankan tentang penggunaan dari perangkat keras ( Hardware ) da...